11 Oktober 2008

NYICIL UTANG

Tadi malam, ketika saya sedang mengelompokkan uang yang tidak seberapa di dalam dompet saya, mata saya menangkap satu hal yang sangat sederhana tapi membuat saya tercenung. Di antara lembaran itu ada uang pecahan 20 ribuan yang sudah sedikit kumal, sobek di pinggirannya, dan ada bekas minyak. Saya tercenung karena di bagian kosong pada sisi muka uang, ada tulisan- saya kira dari model tulisan kelompok masyarakat yang tdiak mendapat kesempatan pendidikan- yang membuat trenyuh.

Sebenarnya saya sudah ribuan kali membaca tulisan tangan dari kelompok masyarakat ini, dengan bermacam perasaan yang tersurat : tentang cinta, nomor-nomor yang saya tidak tahu, mengajak kenalan, dll, dst. tetapi, tulisan di lembaran uang yang saya temukan sedikit berbeda. Tulisan itu menyiratkan kesadaran yang tinggi (atau mungkin keterpaksaan??) dari kelompok masyarakat bawah.

Tulisan itu adalah " NYICIL UTANG" dengan dua garis bawah. Duh, gusti (nuwun sewu gusti, kawula mboten mawi "G" ananging namung "g"). Pikiran dan perasaan saya langsung mencoba memahami bagaimana perasaan si penulis ini. Apakah dia sangat terpaksa menuliskannya? Apakah dia sadar bahwa mungkin nilai 20 ribu itu sangat berarti pada situasi sekarang ini? Apakah dia merasa terbebas dari beban yang harus ditanggungnya dalam nilai 20 ribu itu? Apakah dia harus menangis karena betapa susahnya melepaskan nilai itu dengan mengalahkan himpitan atas pemenuhan tuntutan perut keluarga? Atau justru dia merasa bangga di tengah kesulitannya karena bisa menunjukkan ketegaran dirinya atas tanggung jawab moralnya?

Gusti, kalau apa yang saya rasa dan pikir benar adanya, saya sungguh-sungguh perlu belajar dari dia.

1 komentar:

  1. Tulisannya bagus, ga? Jangan-jangan itu tulisanku...

    walau kemungkinannya kecil banget.. karena masa-masa nulisin uang (terutama tentang nyicil utang) itu sudah lama banget...

    tapi tulisan bapak bikin aku inget jaman purba dulu itu...

    kenapa jaman purba? Karena katanya hidup itu harus maju. Kalau dulu ngutang, sekarang jadi rentenir... :p

    BalasHapus